Minggu, 27 Juli 2014

5 Tips Cara`Agar mudah Membuat Pembukuan Pada Perusahaan

Seperti pada postingan sebelumnya tentang bagaimana cara mengatur keuangan keluarga, pembukuan menjadi salah satu poin penting agar segala pemasukan serta pengaluaran bisa teratur dan terkendali. Lantas bagaimana cara membuat pembukuan sederhana untuk Ibu rumah tangga?
Sebelum kita membuat sebuah pembukuan, alangkah baiknya kita pahami dulu pengertian pembukuan. pembukuan merupakan catatan transaksi keuangan yang melingkupi penjualan, pendapatan, pembelian, serta pengeluaran. Pembukuan biasanya dilakukan oleh instansi atau perusahaan, namun sebagai ibu rumah tangga Anda juga perlu membuat pembukuan untuk mengontrol sirkulasi uang yang masuk dan keluar. Menyusun pembukuan bukanlah sesuatu yang rumit, tak perlu menjadi seorang profesional, asalkan Anda teliti dan mau sedikit belajar tentu akan sangat mudah. Berikut ini Blogekstra berikan sedikit tips bagaimana membuat pembukuan sederhana.
membuat pembukuan sederhana
membuat pembukuan sederhana
1. Kumpulkan dan analisis data transaksi keuangan
Data transaksi keuangan rumah tangga berupa kuitansi,struk belanja, nota atau bukti transfer. Selalu kumpulkan data tersebut tujuannya untuk mempermudah  pembukuan agar tidak ada transaksi yang terlewat. Jika tidak ada bukti pembayaran (biasanya saat belanja di warung) segera catat agar tidak terlupa.
 2. Susun Jurnal Transaksi
Segera susun/tulis jurnal transaksi setiap ada aktivitas keluar asuk uang. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan input data dan secara terurut.
3. Susun kolom jurnal dengan rapi
Berikut ini contoh penyusunan jurnal transaksi yang bisa Anda aplikasikan dalam pembukuan, dengan menyusun jurnal secara rapi, akan memudahkan ketika mengecek atau mengaudit keuangan sewaktu-waktu.
  • Tanggal Transaksi
  • Nomor Bukti Transaksi
  • Akun Transaksi
  • Debet
  • Kredit
  • Saldo
  • Keterangan
4. Pindahkan transaksi jurnal ke dalam buku besar
Buku besar merupakan kumpulan berbagai jenis transaksi per kategori. Dengan adanya buku besar maka data transaksi akan terstruktur.
 5. Buat Neraca Percobaan
Neraca percobaan dilakukan ketika akan tutp buku tiap bulannya. Neraca percobaan dilakukan dengan maksud melakukan cross cek antara saldo debit serta kredit apakah sudah sama atau belu, Jika sudah sama, maka nilainya sudah benar.  Jika belum seimbang, coba cek lagi apakah ada transaksi yang terlewat sehingga mengakibatkan nilai saldo berbeda.
Itulah beberapa tips yang bisa Anda praktekkan untuk membuat pembukuan sederhana. Meskipun menyita waktu, namun perencanaan keuangan yang baik akan membawa manfaat yang baik pula bagi keluarga Anda.

Pengertian dan Cara Membuat Jurnal Penutup Perusahaan Dagang

A. Pengertian Jurnal Penutup (Closing Entry)

Pada prinsipnya cara membuat jurnal penutup untuk perusahaan dagang tidak berbeda dengan membuat jurnal penutup pada perusahaan jasa. Pada akhir periode, saldo untuk perkiraan/akun sementara (perkiraan pendapatan, beban, dan Prive) harus dipindahkan ke perkiraan tetap, atau ditutup dengan penyusunan jurnal penutup.

Jadi, jurnal penutup adalah jurnal untuk memindahkan saldo perkiraan sementara ke perkiraan tetap pada akhir periode akuntansi. Tujuannya untuk mengenolkan semua saldo perkiraan sementara, selanjutnya dipindahkan ke perkiraan modal (bagi perusahaan perseorangan atau persekutuan) atau ke perkiraan laba yang ditahan (bagi perusahaan perseroan/ PT). Sementara itu, sumber data untuk penyusunan jurnal penutup berasal dari kertas kerja/neraca lajur pada kolom laba rugi dan kolom neraca untuk akun prive atau dividen.


B. Langkah-Langkah Penyusunan Jurnal Penutup

Sebagaimana yang kamu ketahui dalam penyusunan jurnal penutup pada perusahaan jasa, untuk menyusun jurnal penutup perusahaan dagang meliputi langkah-langkah sebagai berikut.


1. Menutup semua akun Pendapatan, dengan cara mendebit akun pendapatan dan mengkredit akun ikhtisar laba/rugi. Jurnal penutupnya adalah:




2. Menutup semua akun Beban, dengan cara mendebit akun ikhtisar laba/rugi dan mengkredit akun beban. Jurnal penutupnya adalah:




3. Menutup akun Ikhtisar Laba/Rugi, untuk akun ini terdapat dua kemungkinan, yaitu:

a. Jika perusahaan memperoleh laba
Laba diperoleh jika akun ikhtisar laba/rugi sebelah kredit lebih besar dari akun ikhtisar laba/rugi sebelah debit. Jurnal penutupnya adalah



b. Jika perusahaan menderita rugi
Kerugian diderita jika akun ikhtisar laba/rugi sebelah debit lebih besar dari akun ikhtisar laba/rugi sebelah kredit. Jurnal penutupnya adalah:


4. Menutup akun Prive, dengan cara mendebit akun modal pemilik dan mengkredit akun prive pemilik. Jurnal penutupnya adalah:



Contoh:
Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4) dapat disusun jurnal penutup sebagai berikut.

Cara Mudah untuk Belajar Jurnal Pembalik

Apa itu Jurnal Pembalik?
   
   Jurnal yang dibuat untuk membalik beberapa jurnal penyesuaian, sebagai langkah antisipasi untuk menghindari terjadinya kesalahan pada periode berikutnya.
Tujuan:
Tujuannya adalah untuk menyederhanakan pembuatan jurnal yang bersangkutan dengan periode akutansi berikutnya.
Hal- hal yang harus diingat:

·          Dibuat jika perusahaan mencatat pembayaran sebagai beban disaat seharusnya tercatat sebagai harta atau mencatat pendapatan padahal pendapatan tersebut belum dipenuhi seluruhnya kewajiban sehingga masih terhitung utang.
·          Untuk transaksi – transaksi apapun yang saat penyesuaiannya menimbulkan akun riil baru yang tidak ada di neraca saldo.
·         Jurnal pembalik dibuat untuk membalik jurnal penyesuaian.
·         Jurnal pembalik dibuat di awal periode berikutnya.
Transaksi-transaksi yang terjadi di dalam suatu persusahaan yang memerlukan jurnal pembalik, antara lain sebagai berikut :

- Beban dibayar di muka (pengeluaran uang untuk suatu barang dan jasa yang akan digunakan atau memberi manfaat di masa mendatang dapat digolongkan dalam beban dibayar dimuka), yang pada saat pembayaran dicatat sebagai beban

        - Pendapatan diterima di muka (pendapatan atas suatu barang/jasa yang belum diserahkan), yang pada saat penerimaan dicatat sebagai pendapatan.

      - Beban yang akan dibayar (beban yang harusnya sudah dibayar tetapi belum terealisasikan)

      - Pendapatan yang masih harus diterima (penghasilan yang sudah dapat direalisasi dalam suatu periode, tapi belum diakui karena belum terjadi penyerahan)


Langkah-langkah membuat  Jurnal Pembalik:





1.     Buatlah Jurnal saat pembayaran (untuk beban dibayar di muka dan pendapatan diterima di muka), angka yang dimasukkan adalah angka yang terdapat disoal.

2.     Buatlah Jurnal penyesuaian(penulisan tanggal selalu tanggal bulan di akhir periode). 

3.     Buatlah Jurnal pembalik(jurnal penyesuaian dibalik), penulisan tanggal selalu di awal periode selanjutnya. Angka yang ditulis sama seperti jumlah angka pada jurnal penyesuaian.

4.     Untuk Beban yang akan dibayar dan pendapatan yang masih harus diterima, hanya terdapat: Jurnal Penyesuaian dan Jurnal pembalik


      Contoh Jurnal Pembalik


Contoh:

3 Januari 2012 Dibayar sewa ruko untuk masa 2 tahun sebesar Rp 50.000.000

4 Januari 2012 Menyediakan Jasa Service HP, diterima di muka Rp 100.000



Penyesuaian: -Belum membayar gaji pegawai Rp 2.000.000

                         -Belum diterima pembayaran Jasa Service Blackberi dari 
                          rombongan Pak RT, Rp 3.000.000
                           





Jurnal Umum:

3 Jan 2012 Beban Sewa Rp 50.000.000
                                              Kas Rp 50.000.000
4 Jan 2012 Kas Rp 100.000
                                              Pendapatan Service HP Rp 100.000




Jurnal Penyesuaian 31 Januari 2012:

Sewa dibayar di muka Rp 47.916.667
                                              Beban Sewa Rp 47.916.667

Pendapatan Jasa Service HP Rp 100.000
                                              Pendapatan diterima di muka Rp 100.000

Beban Gaji Rp 2.000.000
                                              Utang Gaji Rp 2.000.000

Piutang Service Blackberi Rp 3.000.000
                                              Pendapatan Service Blackberi Rp 3.000.000





Jurnal Pembalik 1 Februari 2012:


Beban Sewa Rp 47.916.667
                                              Sewa dibayar di muka Rp 47.916.667

Pendapatan diterima di muka Rp 100.000
                                              Pendapatan Jasa Service HP Rp 100.000

Pendapatan Service Blackberi Rp 3.000.000
                                              Piutang Service Blackberi Rp 3.000.000


Penjelasan:
1.) Di dalam Jurnal Penyesuaian, angka Rp 47.916.667 yang dicatat sebagai sewa dibayar di muka didapatkan dari 50 jt - (50 jt/24bulan), yaitu yang dicatat adalah jumlah yang TERSISA bukan yang terpakai.
2.) Jurnal Pembalik untuk transaksi tanggal 3 dan 4 tidak perlu dibuat apabila pencatatan di dalam Jurnal Umum sudah benar. Yaitu seperti ini:

Sewa dibayar di muka Rp 50.000.000
                                              Kas Rp 50.000.000

Kas Rp 100.000
                                              Pendapatan diterima di muka Rp 100.000

Cara Mudah untuk Membuat Jurnal Penyesuaian

Neraca saldo yang telah disusun setelah buku besar dan menjadi dasar dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan tidak semuanya menunjukan nilai yang sebenarnya dari akun tersebut. Agar neraca saldo menyajikan keadaan yang sebenarnya dari tiap akun maka disusunlah jurnal penyesuaian. Jadi jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang berfungsi untuk menyesuaikan sedemikian rupa sehingga nillai- nilai dari harta, hutang, modal, pendapatan, dan beban, sehingga tersebut memperlihatkan nilai  yang sebenarnya.
Sebagian besar pendapat dan hasil survei menyebutkan bahwa materi jurnal penyesuaian adalah yang dianggap paling sulit oleh siswa. Sebenarnya jurnal penyesuaian bukanlah sesuatu yang sulit, jika kita sudah paham betul dengan konsep penyusunannya serta sudah lancar mengerjakan pencatatan jurnal umum. Berikut ini akan coba saya jelaskan mengenai cara mudah mengerjakan jurnal penyesuaian.
Dalam menyusun jurnal penyesuaian disini saya membaginya ke dalam dua klasifikasi untuk proses penyusunannya, yaitu:
  1. Menyusun jurnal penyesuaian seperti mencatat jurnal umum biasa, hal ini lazim digunakan untuk menyesuaikan akun kas, beban yang masih harus dibayar/utang beban, pendapatan yang masih harus diterima/piutang pendapatan, dan penyusutan aktiva tetap.
  2. Menyusun jurnal penyesuaian seperti mencatat jurnal umum tapi dengan membalik posisi saldo dari akunnya, yang semula di debit menjadi di kredit dan sebaliknya. Hal ini lazim digunakan untuk menyesuaikan beban dibayar dimuka, pendapatan diterima dimuka, dan pemakaian perlengkaapan
Menyusun Jurnal Penyesuaian Seperti Mencatat Jurnal Umum Biasa
Dalam menyusun jurnal penyesuaian seperti jurnal umum biasa ini, kita hanya menganalisis setiap perubahan yang terjadi pada keterangan penyesuaian di akhir periode dan menyusun ayat jurnal penyesuaiannya seperti menyusun ayat jurnal umum.
  • Menyesuaikan Akun Kas
Penyebab akun kas belum menunjukan nilai yang sebenarnya karena umumnya uang kas perusahaan disimpan di Bank. Kondisi tersebut menyebabkan jumlah saldo yang dilaporkan oleh Bank seringkali terjadi dengan yang dicatat oleh perusahaan. Hal ini karena ada beberapa transaksi yang telah dicatat oleh Bank namun belum dicatat oleh perusahaan begitu juga sebaliknya. Penyebab- penyebab ini antara lain Bank telah mencatat pembebanan adminsitrasi dan pemberian pendapatan bunga, sedangkan perusahaan belum. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut:
Tanggal 31 Desember 2011 bendahara perusahaan mencatat saldo kas di perusahaan sebesar Rp. 12.500.000,- pada saat yang bersamaan Bank mengirimkan laporan rekening koran perusahaan dan melaporkan bahwa rekening kas perusahaan di Bank sebesar Rp.13.200.000,-. Selisih tersebut disebabkan karena Bank telah mendebit rekening perusahaan sebesar Rp. 250.000,- sebagai administrasi bank dan mengkredit rekening perusahaan sebesar Rp. 950.000,- sebagai pendapatan giro. Susunlah jurnal penyesuaian dari transaksi tersebut!
Analisis:
Untuk penyesuaian tersebut di atas bisa ditempuh dengan dua cara namun jurnal penyesuaiannya sama seperti menyusun jurnal umum biasa.
Cara 1:
HItung selisih kas di perusahaan dan kas di Bank, yaitu Rp. 13.200.000 - Rp. 12.500.000,- sama dengan Rp. 700.000,-, Hal ini menyebabkan kas perusahaan bertambah. Saat menyusun jurnal umum kas bertambah di sebelah debit. Selanjutnya pencatatan beban administrasi bertambah di debit sebesar Rp. 250.000,- dan pendapatan bunga giro bertambah di kredit sebesar Rp. 950.000,- 
Jurnal Penyesuaiannya adalah:
Kas                          Rp. 700.000,-
Beban Administrasi   Rp. 250.000,-
          Pendapatan Bunga             Rp. 950.000,-

Cara 2:
Menganalisis setiap perubahan transaksi dan pencatatan yang dilakukan Bank. Mencatat pembebanan administrasi bank sebesar Rp. 250.000,-,.Pencatatan bebab mengakibatkan beban bertambah dan kas berkurang. Beban Administrasi bertambah di debit dan kas berkurang di kredit masing- masing sebesar Rp. 250.000,-. Pencatatan penerimaan pendapatan bunga giro sebesar Rp. 950.000,-. Penerimaan pendapatan bunga berarti kas bertambah di debit dan pendapatan bertambah di kredit masing- masing sebesar Rp. 950.000,-
Jurnal Penyesuaiannya adalah:
Beban Administrasi    Rp. 250.000,-
            Kas                                      Rp. 250.000,-
Kas                               Rp. 950.000,-
            Pendapatan Bunga            Rp. 950.000,-
Kita lihat disana terdapat akun kas di debit sebesar Rp. 950.000,- dan akun di kredit sebesar Rp. 250.000,- kita hitung selisihnya untuk mendapatkan saldo sebenarnya dari kas tersebut sehingga diperoleh saldo kas debit Rp. 700.000 (950.000 - 250.000) karena nilai debit lebih besar maka posisi kas akan di debit. Jika diringkas maka Jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Kas                         Rp. 700.000,-
Beban Administrasi   Rp. 250.000,-
          Pendapatan Bunga             Rp. 950.000,-
(Sama seperti cara yang pertama, silakan pakai cara yang paling dianggap mudah)

  • Menyesuaikan Beban Yang Masih Harus Dibayar
Pencatatan beban yang masih harus dibayar menyebabkan beban perusahaan bertambah dan hutang perusahaan bertambah. Penyesuaiannya sama persis dengan menysusun jurnal umum biasa. Untuk lebih jelasnya perhatikan dua contoh berikut:
Contoh 1:
Perusahaan membayar gaji ke karyawan sebesar Rp. 1.200.000 untuk 6 hari kerja setiap hari Sabtu. Tanggal 31 Desember 2011 jatuh pada hari Selasa.
Analisis:
Penghitungan beban gaji yang masih harus dibayar adalah mulai dari hari Selasa sampai dengan hari sabtu ada 5 hari kerja yang menjadi beban hutang perusahaan.
Perhitungannya adalah: 5/6 x Rp. 1.200.000,- = Rp. 1.000.000,-
Beban gaji bertambah di debit dan hutang gaji bertambah di kredit masing- masing sebesar Rp. 1.000.000,-
Jurnal Penyesuaiannya:
Beban Gaji             Rp. 1.000.000
          Hutang Gaji                Rp. 1.000.000

Contoh 2:
Wesel bayar mempunyai nilai nominal Rp. 2.400.000,- dengan bunga 3 % per tahun, bunga dibayarkan tiap tanggal 1 September dan 1 Maret.
Analisis:
Transaksi tersebut mengakibatkan beban bunga dan hutang bunga dalam hal ini bunga yang muncul akibat adanya wesel bayar.
Perhitungannya adalah:
Hitunglah jumlah bulan yang terdekat dengan bulan Desember, dalam hal ini bulan September. Jumlah bulan dari September- Desember adalah 4 bulan. Jadi nominal beban dan hutang bunga yang dibayar adalah 4/12 x 3/100 x Rp. 2.400.000 = Rp. 24.000,-
Beban Bertambah di debit dan hutang bertambah di kredit.
Jurnal Penyesuaiannya:
Beban Bunga            Rp. 24.000,-
             Hutang Bunga              Rp. 24.000,-

Catatan: Jika dalam soal di keterangan penyesuaian sudah ada nilai nominal berapa yang harus dibayar tidak perlu dihitung lagi langsung saja dibuat jurnal penyesuaiannya dengan dimasukkan nilai nominal tersebut. Sebagai contoh dalam keterangan penyesuaian terdapat keterangan gaji yang masih harus dibayarkan bulan ini sebesar Rp. 450.000, berarti langsung saja susun jurnal penyesuaiannya dengan mendebit beban gaji dan kredit hutang gaji senilai Rp. 450.000,- 

  • Menyesuaikan Pendapatan Yang Masih harus Diterima
Yang masih harus diterima berarti perusahaan mempunyai piutang terhadap pelanggan. Pencatatan yang masih harus diterima berarti akan mengakibatkan piutang perusahaan bertaambah dan pendapatan perusahaan bertambah. Mekanisme pencatatan dan penyesuaiannya sama halnya dengan penyesuaian terhadap beban yang masih harus dibayar.
Contoh 1:
Wesel tagih berbunga 12 % per tahun dengan nominal Rp. 3.600.000,- bunga diterima tiap tanggal 1 April dan 1 Oktober.
Analisis:
Sama halnya dengan pencatatan wesel bayar di atas, untuk menghitung bunga yang masih harus diterima, hitung jumlah bulan dari yang terdekat dengan bulan Desember, dalam hal ini adalah Oktober - Desember ada 3 bulan. Perhitungan nominal bunganya:
3/12 x 12/100 x Rp.3.600.000 = Rp. 108.000,- (nilai bunga yang masih harus diterima)
Piutang bunga bertambah di debit dan pendapatan bunga bertambah di kredit
Jurnal Penyesuaiannya:
Piutang bunga           Rp. 108.000,-
           Pendapatan bunga           Rp. 108.000,-

Contoh 2:
Terdapat pekerjaan yang sudah diselesaikan dengan nilai jasa sebesar Rp. 2.500.000,- akan tetapi nilai tersebut belum diterima perusahaan.
Analisis:
Transaksi di atas akan berdampak pada bertambahnya piutang usaha di debit dan pendapataan jasa bertambah di kredit masing - masing Rp. 2.500.000,-
Jurnal Penyesuaiannya:
Piutang usaha          Rp. 2.500.000,-
           Pendapatan Jasa              Rp. 2.500.000,-

  • Menyesuaikan Penyusutan Aktiva Tetap
Penyusutan terhadap aktiva tetap akan mengakibatkan beban penyusutan aktiva tetap dan akumulasi penyusutan aktiva tetap bertambah. Ingat akumulasi penyusutan aktiva tetap merupakan kontra akun dari aktiva tetap jadi setiap pertambahan aktiva tetap selalu di kredit. Kunci utama dalam penyusutan aktiva tetap ini adalah kita harus mengetahui dasar penyusutan nya apakah dari harga perolehan atau nilai buku daari aktiva tetap. Selain itu metode penyusutan yang dipakai juga perlu diketahui, karena ada banyak metode yang dipakai mulai dari prosentase, garis lurus, jumlah angka tahun, kapasitas produksi, dll. Pembahasan mengenai penyusutan aktiva tetap nanti akan dibahas tersendiri di postingan selanjutnya. Sebagai awalan daan yang umumnya dipakai adalah metode garis lurus dan prosentase dari nilai aktiva tetap.
Contoh 1: (Penyusutan berdasarkan prosentase harga perolehan aktiva tetap)
Kendaraan dengan harga perolehan Rp. 17.500.000,- dan akumulasi penyusutan sebesar Rp. 1.750.000,-  disusutkan sebesar 10 % dari harga perolehannya.
Analisis:
Hitung nilai penyusutannya, yaitu: 10 % x Rp. 17.500.000,- = Rp. 1.750.000,-
Jurnal Penyesuaiannya:
Beban Penyusutan Kendaraan    Rp. 1.750.000,-
    Akumulasi Penyusutan Kendaraan             Rp. 1.750.000,-

Jika soal tersebut nilai prosentase berdasarkan nilai buku, maka harus dihitung dulu nilai buku dari aktiva tersebut dengan cara menghitung selisih dari harga perolehan dengan nilai akumulasi penyusutan peralatan kemudian baru dikalikan prosentasenya. Ayat Jurnal penyesuaiannya sama cuman nominal saja yang berbeda.
Harga Perolehan diketahui dari nominal debit dari aktiva tetap di neraca saldo
Nilai Buku = Harga Perolehan - Akumulasi Penyusutan 
Contoh 2: (penyusutan menggunakan metode garis lurus)
Nilai Peralatan di Neraca Saldo di debit sebesar Rp.17.500.000. Perusahaan memperkirakan peralatan tersebut mempunyai umur manfaat selama 4 tahun dengan taksiran nilai sisa sebesar Rp. 2.500.000,-.
Perhitungan Penyusutannya jika dengan menggunakan metode garis lurus adalah:
Penyusutan = ( Harga perolehan - nilai sisa) dibagi umur ekonomis
(17.500.000 - 2.500.000)/ 4 = 15.000.000/4 = Rp. 3.750.000,-
Jurnal Penyesuaiannya:
Beban Penyusutan Peralatan          Rp. 3.750.000,-
     Akumulasi Penyusutan Peralatan               Rp. 3.750.000,-
Demikian tadi sedikit penjelasan mengenai penyusunan jurnal penyesuaian yang klasifikasi pertama, yaitu menyusun jurnal penyesuaian yang langkahnya sama dengan menyusun jurnal umum biasa. Untuk penyusunan Jurnal penyesuaian yang klasifikasi kedua akan dibahas pada postingan selanjutnya.

Cara Membuat Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu laporan yang berguna untuk menyampaikan informasi keuangan yang dapat dipercaya kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan memuat beberapa hal, diantaranya harta, utang, modal, dan semua pendapatan yang diperoleh serta beban-beban yang dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu dalam rangka untuk mendapatkan laba atau keuntungan.
Berikut tujuan pembuatan laporan keuangan suatu perusahaan:
1. Memberikan informasi keuangan mengenai aktiva, kewajiban, dan modal suatu perusahaan yang dapat dipercaya.
2. Memberikan informasi yang bisa dipercaya tentang perubahan aktiva bersih atau neto (aktiva yang telah dikurangi kewajiban) suatu perusahaan.
3. Memberikan informasi keuangan yang digunakan oleh pemakai laporan untuk menaksirkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Penyusunan laporan keuangan biasanya akan dimulai dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca, dan laporan arus kas. Berikut penjelasan masing-masing laporan keuangan tersebut:

Laporan Laba Rugi
Laporan mengenai kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan. Di dalam laporan ini akan disajikan seluruh pendapatan dan beban-beban atau pengeluaran suatu perusahaan dalam satu periode akuntansi. Apabila pendapatan perusahaan lebih besar dari pengeluarannya, maka dapat dikatan perusahaan mengalami laba. Dan sebaliknya apablia perusahaan pengeluarannya lebih besar dari pendapatannya, maka dapat dikatakan perusahaan mengalami kerugian. Ada beberapa hal yang harus termuat dalam penyusunan laporan laba rugi:
1. Nama perusahaan harus dituliskan
2. Jenis laporan harus dituliskan, dalam hal ini jenis laporannya adalah laporan laba/rugi
3. Menyajikan atau menuliskan periode laporan
4. Menyajikan atau menuliskan seluruh pendapatan dan beban secara rinci dan lengkap. Penulisan beban diawali dari beban yang jumlahnya paling besar sampai yang terkecil, kecuali untuk beban lain-lain dituliskan paling bawah. 
Ada dua cara untuk menyusun laporan laba rugi, yaitu dengan cara single step (bentuk tunggal/langsung) dan multiple step (bentuk ganda/bertahap). Berikut akan dibahas bentuk laporan keuangan single step:


Laporan Perubahan Modal 
Laporan perubahan modal memiliki kaitan yang sangat erat dengan laporan laba rugi. Hal ini dikarenakan laba bersih yang terdapat pada laporan laba rugi akan menambahakun modal,
sebaliknya jika rugi akan mengurangi modal. Yang dimaksud laporan perubahan modal adalah suatu ikhtisar perubahan modal yang terjadi dalam periode tertentu.
Komponen-komponen yang terdapat dalam laporan laba rugi adalah:
1. Modal awal, modal yang dimiliki pada awal tahun
2. Tambahan investasi pemilik, setoran tambahan dari pemilik yang terjadi selama satu periode akuntansi.
3. Laba atau rugi, hasil yang diperoleh perusahaan dalam satu periode akuntansi.
4. Pengambilan pribadi, uang yang diambil oleh pemilik untuk keperluan pribadi.
5. Modal akhir, modal yang terdapat di akhir tahun.
Catatan: laba bersih yang terdapat dalam laporan perubahan modal harus sama dengan jumlah laba bersih yang ada pada laporan laba rugi.
Berikut contoh penyusunan laporan perubahan modal:
Neraca 

Neraca berisa tentang posisi harta, utang, dan modal perusahaan yang disusun dengan sistematis dalam suatu periode akuntansi. Ada dua macam bentuk penyajian neraca, yaitu bentuk skontro (horizonta) dan bentuk stafel (laporan). Berikut contoh penyajian neraca dalam bentuk skontro: 
Laporan Arus Kas 

Laporan ini menunjukkan adanya aliran kas masuk dan kas keluar suatu perusahaan. Berikut contoh laporan arus kas:
Keterangan:

Untuk penerimaan kas dari pelanggan diperoleh dari pendapatan yang diterima perusahaan sebesar Rp. 4.000.000 yang dicatat di dalam jurnal umum, sedangkan saldo kas awal periode diperoleh dari setoran awal pemilik perusahaan sebesar Rp. 5.000.000 yang dicatat dalam jurnal umum.

Cara Membuat Jurnal Umum Pada Perusahaan Jasa

Tuan Victor membangun sebuah perusahaan yang diberi nama PT. Victory, perusahaan tersebut bergerak dalam bidang pelayanan jasa transportasi. Berikut beberapa transaksi yang terjadi selama bulan Januari 2013:
2 Januari, Untuk mendirikan perusahaan, Tuan Victor menginvestasikan uangnya sebesar Rp.10.000.000,00 dan kendaraan seharga Rp. 20.000.000,00 nomor bukti 001
3 Januari, Pembelian perlengkapan secara tunai seharga Rp. 200.000,00 nomor bukti 002
4 Januari, Pembelian peralatan seharga Rp. 6.000.000, 00 yang sudah dibayar secara tunai sebanyak Rp. 1.000.000,00 dan sisanya akan dibayar 3 bulan lagi dengan nomor bukti 002A
6 Januari, Dibayar dimuka sewa gedung untuk operasional perusahaan sebesar Rp. 1.000.000,00 untuk masa satu tahun dengan nomor bukti 003
8 Januari, Dibayar rekening telepon, listrik, dan air untuk bulan ini Rp. 225.000,00 nomor bukti 004
11 Januari, Diterima pendapatan sebesar Rp. 2.500.000,00 dengan nomor bukti 005
13 Januari, Dibayar beban pemasangan iklan di harian Suara Merdeka untuk 6 kali penerbitan mingguan sebesar Rp. 250.000,00 nomor bukti
006
15 Januari, Dibayarkan premi asuransi Rp. 220.000,00 nomor bukti 007
18 Januari, Difakturkan tagihan terhadap Nona Amel atas biaya jasa yang telah diselesaikan sebesar Rp. 3.100.000,00 dengan nomor bukti 008
20 Januari, Menerima pinjaman dari pihak Bank Mandiri sebesar Rp. 7.000.000,00
24 Januari, Pengambilan uang tunai untuk keperluan pribadi oleh Tuan Victor sebesar Rp. 750.000,00 nomor bukti 010
26 Januari, Dibayar beban lain-lain Rp. 150.000,00 nomor bukti 011
28 Januari, Dibayar upah karyawan sebesar Rp. 700.000,00 nomor bukti 012
30 Januari, Dibayar untuk angsuran utang pembelian peralatan sebesar Rp. 400.000,00 nomor bukti 013
Berikut pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum:

Ketelitian dan ketepatan sangat diperlukan dalam menyusun jurnal umum akuntansi. Semoga salah satu contoh di atas dapat memberikan sedikit gambaran tentang cara menyusun dan menyelesaikan soal jurnal umum akuntansi.

Pengertian , Tujuan , dan Cara membuat Neraca Lajur Perusahaan Jasa - Akuntansi

Kalian tentu mengetahui, bahwa penyusunan jurnal penyesuaian digunakan untuk persiapan menyusun neraca dan laporan laba rugi. Dengan menyusun jurnal penyesuaian, maka perkiraan riil dan perkiraan nominal akan menunjukkan saldo yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Oleh karena itu, agar penyusunan laporan keuangan dapat dilakukan dengan teliti dan benar, diperlukan suatu alat yang disebut neraca lajur atau kertas kerja.
Neraca lajur atau kertas kerja adalah suatu kertas berkolom-kolom atau berlajur-lajur yang direncanakan secara khusus untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan secara sistematis.
Tujuan penyusunan neraca lajur di antaranya sebagai berikut.
1. Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan.
2. Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian, sehingga merupakan persiapan sebelum disusun laporan keuangan yang formal.
3. Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal penyesuaian.
Bentuk neraca lajur yang lazim digunakan dalam praktik suatu perusahaan adalah bentuk neraca lajur 10 kolom, yang tampak seperti berikut.


Data penyesuaian per 31 Desember 2005 sebagai berikut.
a. Persediaan perlengkapan kantor yang masih ada akhir tahun
2005 sebesar Rp 800.000,00
b. Sewa tersebut dibayar tanggal 2 Desember 2005 untuk
jangka waktu 1 tahun mulai dari Desember 2005 sampai
dengan November 2006.
c. Penyusutan atas peralatan kantor tahun 2005 sebesar
Rp500.000,00.
d. Gaji yang masih harus dibayar sebesar Rp1.000.000,00.
e. Pendapatan jasa yang masih harus diterima sebesar
Rp1.000.000,00.
Akun yang masih harus dibuka adalah:
506 Beban perlengkapan kantor
507 Beban sewa
508 Beban penyusutan peralatan kantor
122 Akumulasi penyusutan peralatan kantor
202 Utang gaji

Diminta:
Susunlah ayat penyesuaian dalam jurnal umum dan neraca lajur 10 kolom!

Jawab:

a. Ayat penyesuaian dalam jurnal umum dari Perusahaan ADHI JAYA, Medan akan tampak seperti berikut.


b. Kertas kerja atau neraca lajur
Dari semua data akuntansi Perusahaan ADHI JAYA, Medan dapat disusun neraca lajur sebagai berikut.

Sabtu, 26 Juli 2014

Rekonsiliasi Bank - Akuntansi

1. Pengertian dan Tujuan Rekonsiliasi Bank
    Jika penerimaan kas oleh perusahaan disetorkan ke bank dan semua pengeluaran yang jumlahnya relatif besar dilakukan dengan penarikan cek , maka transaksi yang demikian akan dicatat oleh perusahaan dan pihak bank . Oleh perusahaan , semua penerimaan uang dicatat pada jurnal pengeluaran kas . Oleh bank , uang setoran dari perusahaan dan pengambilan uang oleh perusahaan dilakukan dengan cek dan akan dicatat dalam rekening giro atau rekening koran .

    Setoran dari perusahaan oleh pihak bank akan dicatat di kredit rekening koran (merupakan utang bagi bank). Sebaliknya , uang di bank yang diambil oleh perusahaan dengan menggunakan cek akan dicatat oleh bank di debit rekening koran (merupakan piutang bagi bank) .

    Setiap akhir bulan , bank membuat laporan yang disarankan kepada perusahaan berupa rekening koran yang membuat data tentang hal berikut ini :
a. Saldo awal simpanan perusahaan
b. Penambahan setoran , baik berupa uang tunai , cek, maupun hasil pengihan piutang usaha yang dilakukan oleh bank .
c. Pengambilan uang oleh perusahaan dengan cek , transfer , atau pembayaran utang usaha perusahaan melalui bank .
d. Pendapatan bunga (jasa giro)yang sudah diperhitungkan oleh bank
e. Beban administrasi bank dan beban inkaso bank yang harus ditanggung oleh perusahaan
f. Saldo akhir simpanan  perusahaan pada waktu dibuat laporan bank.

Mengidentifikasi Mutasi Kas Bank - Akuntansi

1. Mutasi Kas Bank
Dalam perusahaan yang menyetorkan semua dana yang diterima ke bank, saldo kas perusahaan meliputi uang simpanan giro di bank, uang tunai dan cek yang belum disetorkan ke bank dan sisa dana kas kecil. Kegiatan penerimaan dan pengeluaran kas (mutasi kas).
Salah satu kegiatan pengawasan kas adalah pemerikasaan terhadap mutasi kas yang dilakukan oleh bagian pemeriksaan intern baik secara periodik maupun secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan lebih dahulu. Pemeriksaan kas biasanya dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Mengadakanverifikasi (pengujian) terhadap catatan-catatan, dokumen transaksi serta cek-cek yang terkait dengan aktivitas pengelolaan kas dalam periode tertentu.
b. Mengadakan pemeriksaan terhadap fisik kas, yaitu dengan cara menghitung uang tunai dan benda-benda kas lainnya yang ada di perusahaan. Sementara bagi perusahaan yang menyetorkan semua kas yang diterima ke bank, pemerikasaan terhadap fisik kas terutama untuk kepentingan pengawasan terhadap dana kas kecil dan dana-dana kas lainnya.
2. Dokumen Penerimaan dan Pengeluaran Kas.
a. Dokumen Penerima Kas.
Penerimaan kas dalam perusahaan pada umumnya berasal dari transaksi penjualan tunai dan penerimaan piutang dari debitor. Penerimaan piutang bisa terjadi dalam bentuk cek yang dikirimkan debitor kepada rekening perusahaan di bank. Dokumen-dokumen yang terkait dengan penrimaan kas sebagai berikut :
1) Bukti penerimaan kas yang dibuat sendiri oleh perusahaan, untuk bukti transaksi penerima kas dari manapun sumbernya.
2) Faktur (nota) penjualan tunai sebagai bukti pendukung bukti penerimaan kas yang berasal dari transaksi penjualan tunai.
3) Daftar surat pemberitahuan dari debitor sebagai pendukung bukti penerimaan kas yang berasal dari penerimaan piutang.
4) Surat pemberitahuan dari debitor sebagai pendukung bukti penerimaan kas yang berasal dari penerimaan piutang.
5) Bukti Setoran ke bank sebagai bukti pendukung yang digunakan untuk pengecekan jumlah dana yang diterima dengan jumlah yang disetorkan ke bank.

b. Dokumen Pengeluaran Kas.
Pengeluaran kas yang dilakukan perusahaan pada umumnya meliputi pengeluaran untuk pembayaran hutang, pembayaran beban operasional. Dalam perusahaan yang menyetorkan semua dana yang di terima ke bank, pembayaran pada umumnya dilakukan dengan menggunakan cek. Untuka lebih praktis pembayaran dalam jumlah relatife kecil digunakan dana kas kecil. Oleh karena itu dokumen-dokumen yang terkait dengan transaksi pengeluaran kas yaitu sebagai berikut :
1) Bukti pengeluaran kas yang di buat sendiri oleh perusahaan, untuk bukti segala jenis transaksi pengeluaran kas.
2) Faktur (nota) pembelian tunai sebagai bukti pendukung bukti pengeluaran kas untuk transaksi pembelian tunai.
3) Faktur pembelian kredit sebagai pendukung bukti pengeluaran kas untuk pembayaran utang.
4) Bukti pembelain barang sebagai pendukung bukti pengeluaran kas untuk pembayaran hutang.
5) Permintaan pengisian kembali kas kecil sebagai pendukung bukti pengeluaran kas untuk pengisian kas kecil.
6) Bukti pengeluaran kas kecil sebagai pendukung permintaan pengisian kembali kas kecil.
7) Surat permintaan pengeluaran kas kecil sebagai pendukung bukti pengeluaran kas kecil.
D. Prosedur Pencatatan Mutasi Kas Bank
Seperti telah dibahas di muka, mutasi kas menyangkut peneriamaan dana, penyetoran dana ke bank, pengeluaran kas umum, dan pengeluaran kas kecil. Pada perusahaan yang menyelenggarakan akuntansi secara manual dan transaksi dicatat dalam buku Jurnal Penerimaan Kas, sementara pengeluaran kas dicatat dalam buku Jurnal Pengeluaran Kas atau cek Register.
E. Pencatatan Selisih Kas
Selisih kas adalah selisih antara kas menurut catatan dengan kas yang ada menurut penghitungan secara fisik. Apabila kas menurut penghitungan fisik lebih besar daripada kas menurut catatan, disebut selisih kas lebih (Cash Overage). Jika keadaan sebaliknya, disebut selisih kas kurang (Cash Shortage). Selisih kas sering terjadi pada toko-toko atau supermarket yang menjual barang secara eceran. Penyebab terjadinya selisih kas antara lain :
1. kehilangan akibat kekeliruan saat transaksi penjualan, misalnya pada saat memberikan uang kembali. Selisih kas biasanya diketahui sebelum uang disetorkan ke bank.
2. kesalahan mencatat baik pada saat penerimaan maupun pada saat pengeluaran kas, selisih kas dan penyebabnya diketahui pada saat dilakukan pemeriksaan atau setelah menerima laporan mutasi kas dari bank, yaitu apabila catatan kas menurut perusahaan tidak sama dengan catatan menurut bank.
1. Pencatatan Selisih Kas
Adanya selisih kas mungkin diketahui pada saat transaksi yang terkait belum dicatat kedalam jurnal, misalnya selisih kas yang terjadi karena penerimaan tagihan atau pembayaran hutang yang melebihi jumlah yang seharusnya.
Pencatatan selisih kas yang diketahui sebelum atau setelah transaksi yang terkait dicatat dan penyebabnya tidak diketahui dapat dilakukan dalam buku jurnal umum. Selisih kas lebih dicatat kredit dalam akun Selisih Kas dan selisih kas kurang dicatat debet akun Selisih Kas. Pada saat penyebab timbulnya selisih kas diketahui, selisih kas yang bersangkutan dipindahkan kedalam akun yang seharusnya. Sebagai ilustrasi, berikut ini beberapa contoh pencatatan selisih kas.
Contoh 1
Dari transaksi yang terjadi pada Toko CAHAYA selama bulan Juli 2004, antara lain terdapat transaksi sebagai berikut :
Juli 12, Penerimaan uang tunai dari toko CITRA ABADI untuk pembayaran faktur No. 011 seharga Rp. 3.545.500,00. karena tidak tersedia uang pecahan kecil, Toko CITRA ABADI menyerahkan uang tunai Rp. 3.550.000,00 dengan tidak meminta uang kembali.
Juli 18, Penerimaan kas dari penjualan tunai tanggal 18 Juli 2004 sebesar Rp. 59.670.000,00. Sementara catatan kas register menunjukan jumlah Rp. 59.675.500,00
Juli 26, Pembayaran hutang kepada PT. NUSANTARA sebesar Rp. 15.262.500,00. Karena tersedia uang pecahan kecil, diserahkan uang tunai sebesar Rp. 15.265.000,00 dengan tidak meminta uang pengembalian.
Transaksi penerimaan piutang dan penjualan tunai pada contoh di atas dicatat dalam buku jurnal penerimaan kas masing-masing dengan jumlah Rp. 35.545.500,00 dan Rp. 59.675.500,00. Transaksi pembayaran hutang dicatat dalam buku jurnal pengeluaran kas dengan jumlah Rp. 15.262.500,00. Pencatatan dalam buku jurnal umum hanya untuk mencatat selisih kas yang timbul
2. Perlakuan terhadap selisih kas.
Dalam buku besar pada akhir periode akuntansi, akun Selisih Kas mungkin menunjukkan saldo debet atau saldo kredit. Saldo debet akun Selisih Kas pada akhir periode dipindahkan ke sisi debet akun Ikhtisar Laba Rugi sebagai keuntungan.
Dalam laporan laba rugi, keuntungan karena adanya selisih kas lebih diinformasikan sebagai beban di luar usaha. Sementara kerugian karena adanya selisih kas kurang, diinformasikan sebagai beban pos luar usaha. Apabila jumlahnya dipandang cukup berarti (material), biasanya disajikan dalam pos luar biasa. (Extra ordinary).

F. Penyusunan Rekonsilasi Bank
Sistem pengawasan kas mangharuskan semua kas baik dalam bentuk uang tunai maupun cek yang diterima setiap hari disetorkan ke bank. Sementara pembayaran kas dilakukan dengan menggunakan cek sehingga semua transaksi yang menyangkut kas selain dicatat oleh perusahaan dicatat dalam buku permintaan kas. Data kedua buku tersebut dihimpun dalam buku kas setelah dilakukan posting.
Setoran dana dari perusahaan dan penguangan cek yang dikeluarkan perusahaan oleh pihak bank dicatat dalam suatu rekening yang disebut Rekening Giro. Simapanan dana tersebut dapat ditarik sewaktu-waktu sehingga saldonya sering berubah-ubah. Rekening giro di sebut juga Rekening koran.
Bank biasanya mengirimkan rekening koran sebagai laporan kepada nasabah bank memuat informasi antara lain:
1. Saldo simpanan perusahaan (nasabah) pada awal bulan yang bersangkutan.
2. Setoran perusahaan baik dalam bentuk uang maupun cek yang diterima perusahaan dari pihak lain.
3. Cek-cek yang di tarik perusahaan untuk pembayaran kepada pihak lain yang telah di uangkan oleh penerima cek.