A. Pengertian Jurnal Khusus
Jurnal khusus adalah buku harga yang dirancang untuk mencatat
transaksi tertentu secara khusus. Misalnya transaksi penerimaan tunai dicatat
pada suatu buku harian, pembelian kredit dicatat pada suatu buku harian dan
seterusnya. Sehingga kapan saja informasi diperlukan, Jurnal khusus dapat
memberikan informasi secara cepat dan tepat.
Secara umum, manfaat dari jurnal khusus adalah sebagai berikut :
1.
Memungkinkan pembagian pekerjaan (Setiap jurnal khusus
ditandatangani oleh satu orang sehingga terjadi spesialisasi pekerjaan, yaitu
setiap transaksi sejenis dicata oleh satu atau sekelompok orang ke dalam satu
jenis buku jurnal khusus).
2.
Memudahkan pemindahbukuan ke buku besar (Pemindahbukuan/posting)
adalah pencatatan angka-angka dalam jurnal ke masing-masing buku besar. Pada
jurnal khusus, pemindahbukuan individual tidak ada. Disini hanya terjadi satu
proses pemindahbukuan yang dilakukan oleh setiap buku jurnal khusus dalam
setiap bulan, yaitu setiap akhir bulan. Misalnya, dalam satu bulan terjadi
penjualan kredit sebanyak 200 kali. Disini pemindahbukuan ke akun “penjualan”
dan akun “ piutang dagang “ cukup dilakukan satu kali saja, yaitu pada akhir bulan
dan bukan 200 kali seperti pada jurnal umum).
3.
Memungkinkan pengendalian intern yang lebih baik (Setiap jurnal
khusus menjadi tanggung jawab satu orang petugas sehingga lebih memudahkan
pelaksanaan pengendalian terhadap buku tersebut).
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jurnal khusus adalah buku harian yang
dirancang untuk mencatat transaksi pembelian tunai, pembelian kredit, penjualan
tunai maupun penjualan kredit secara terpisah. Sehingga kapanpun data tersebut
diperlukan, kita tidak perlu memisahkan antara pembelian dan penjualan Karena
dari awal jurnal khusus dibuat secara terpisah. Dan manfaat jurnal khusus
antara lain untuk pembagian pekerjaan maupun untuk pengendalian intern yang
jauh lebih tertata dan pembuatan buku besar.
B. Jenis-Jenis Jurnal Khusus
Agar pencatatan untuk transaksi yang sering terjadi dan berulang ulang menjadi
efektif, biasanya perusahaan tidak lagi mencatatakan pada jurnal umum melainkan
menggunakan jurnal khusus. Adapun jenis-jenis jurnal khusus adalah sebagai
berikut.
1. Jurnal Pembelian (Purchases Journal)
2. Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal)
3. Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal)
Dari keempat jurnal tersebut, apabila ada transaksi yang tidak bisa dicatat
pada jurnal khusus, maka transaks- transaksi tersebut ducatatkan pada jurnal
umum. Baiknya ikuti penjelasan berikut ini:
1. A. Jurnal Penjualan (Sales
Journal)
Jurnal Penjualan adalah
jurnal yang dibuat untuk mencatat semua transaksi-transaksi penjualan barang
dagang secara kredit. Dengan demikian bila perusahaan menjual barang dagang
secara kredit maka pencatatan transaksinya dilakukan pada jurnal penjualan.
Berikut adalah contoh tabel
dari jurnal penjualan:
Tanggal
|
Nomor Bukti
|
Ket
|
Ref
|
Piutang
|
Penjualan
|
||
(D)
|
(K)
|
||||||
Gambar 0.1
2. Jurnal
Pembelian (Purchases Journal)
Jurnal Pembelian adalah
buku jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksi pembelian secara
kredit, baik pembelian barang dagangan maupun bukan barang dagangan.
Berikut
adalah contoh tabel dari jurnal
pembelian:
Tanggal
|
Nomor
Bukti
|
Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
|||
Pem
belian
|
Serba-serbi
|
Utang
Dagang
|
||||||
Akun
|
Ref
|
Jumlah
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Gambar 0.2
3. Jurnal
Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal)
Jurnal Penerimaan Kas
adalah jurnal yang dibuat atau digunakan untuk mencatat semua transaksi
penerimaan uang tunai atau kas.
Berikut adalah contoh
dari tabel jurnal penerimaan kas:
Tanggal
|
Nomor
Bukti
|
Ket
|
Ref
|
Kredit
|
|
|
Debit
|
|
|
|
Potongan Penjualan
|
Kas
|
Penjualan
|
Piutang
|
Serba-Serbi
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Gambar 0.3
4. Jurnal
Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal)
Jurnal Pengeluaran Kas
adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksi pengeluaran uang
kas atau pembayaran uang tunai.
Berikut adalah contoh
dari tabel jurnal pengeluaran kas :
Tanggal
|
Nomor Bukti
|
Keterangan
|
Ref
|
|
Debit
|
|
Kredit
|
|
|
Perlengkapan
|
Utang usaha
|
Serba-Serbi
|
Potongan Pembelian
|
Kas
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||
|
|||||||||
Gambar 0.4